Tingginya tingkat pendidikan seharusnya memberikan pengaruh tingkat kedewasaan seseorang, tentu saja juga dalam kedewasaan dalam berkendara. Kedewasaan dalam mengendalikan emosi akan memberikan pengaruh kepada tindakan yang akan diambil oleh seseorang. Secara mudahnya orang yang sudah dewasa akan berpikir dulu sebelum bertindak, bukan bertindak baru menyesal kemudian karena salah mengambil tindakan.
Saya teringat nasehat baik dari seorang guru saya dulu agar tidak terpancing emosi ketika sedang mengendarai kendaraan. Orang yang sedang emosi (marah) kemudian mengendarai sepeda motor/kendaraan maka konsentrasinya akan berkurang. Benar juga apa yang dinasehatkan guru saya ini, pernah dulu saya marah dari rumah kemudian memutuskan keluar naik motor. Akibatnya, ketika saya menyeberang ternyata ada motor sedang lewat, dan tentu saja saya salah karena tidak melihat kanan kiri dulu.
Selain hal tersebut, pemahaman terhadap motor juga akan mempengaruhi tindakan kita untuk mengendarainya. Sebagai pengendara, kitalah yang mengendalikan kekuatan motor kita. Jangan sampai kita tidak bisa mengendalikan motor sehingga kecelakaan menimpa diri kita. Apalagi Indonesia sekarang ini sudah memasuki era moge alias motor gede, moge di Indonesia ini juga termasuk motor yang sebenarnya entry level di Eropa yaitu kelas 250 cc. Motor 250 cc itu tidak seperti motor bebek, bahkan sekelas motor bebekpun juga tetap beresiko.
Bro/sis, Senin kemaren terjadi kecelakaan yang melibatkan pengendara motor Kawasaki Ninja 250 FI dan Yamaha New Vixion Lightning (NVL) gara-gara terpancing emosi. Kedua pengendara ini terlibat adu kebut di jalan raya setelah pengendara NVL mendahului pengendara Ninja. Karena tidak terima didahului, akhirnya keduanya terlibat balapan di jalan raya.
Karena tidak bisa mengendalikan motornya akhirnya kedua motor ini bersenggolan dan pengendara Ninja terjatuh terseret 30 meter. Bayangkan bagaimana kencangnya pengendara ini mengendarai motornya sampai terseret begitu jauh. Ditambah lagi, walaupun pengendara ini mengenakan helm, helm yang dikenakan sampai hancur. ckckckck... Sayang sekali ya tragis sekali kematiannya.
Nah, bagaimana pengendara NVLnya, tentu saja melanjutkan perjalanannya. Entah ini bisa dikatakan kabur atau tidak. Untungnya pengendara ini bisa mengendalikan motornya sehingga tidak bernasib sama seperti penunggang Ninja.
Bro and sis, hal seperti ini merupakan pengalaman berharga bagi kita semua agar tetap bisa mengendalikan emosi ketika sedang mengendarai kendaraan di jalan raya. Keputusan untuk terpancing atau tidak kemarahan kita jika hanya dipanas-panasi oleh pengendara lain teletak pada diri kita sendiri. Mari kita buktikan bahwa kita adalah pengendara yang dewasa agar tetap aman di jalan.
bener bro..emosi bikin mati,siapapun orangnya memang akan cepat terpancing emosinya jika sudah di jalanan,tapi sayangnya emosi lebih di kedepankan dibanding akal.matilah kau...
BalasHapuskadang mereka yang make motor hanya tau tarik gas dan beres...akhirnya beres juga hidupnya bersamaan tarikan gas terakhirnya. trus mereka yang ngebut kayaknya emosi dengan diri dan motornya sendiri. masalahnya mereka naik motor kayak jagoan dan tidak perduli dengan hak orang lain. emang mereka aja yang bisa naik motor...kalau ribut aja main keroyokan gan, mana berani sendiri-sendiri. lalu mau dibilang genk motor hebat gitu? heheheeee
BalasHapussatuhal lagi yang saya masih bingung sampai sekarang, kok gak ada musuh, gak ada hujan, gak ada keperluan mendesak...masih aja ngebut...mungkin bawaan lahir kali ya gan? atau....lagi kebelet kali ya heeeee
BalasHapus